Pages

Tuesday, 24 June 2014

TRADITION (QING MING FESTIVAL / TOMB SWEEPING DAY)


Apa kabar pembaca? Mudah-mudahan kabar baik ya… setelah vakum beberapa waktu lalu, saya hadir lagi memberikan informasi seputar tradisi etnis Tionghoa. Bagi para pembaca apakah anda pernah mendengar istilah “Qing Ming”? jika belum pernah maka ini adalah kesempatan bagi anda yang ingin tahu.
Qing Ming dalam bahasa Indonesia memiliki arti bersih dan cerah dan ini adalah saat dimana masyarakat etnis Tionghoa membersihkan makam leluhur atau keluarga mereka. Pada hari ini yang dilakukan bukan hanya membersihkan kubur saja, festival ini juga merupakan penghormatan yang penting kepada leluhur dimana pada saat ini para keluarga juga menanam benih, membersihkan nisan, dan mempersembahkan sajian pada leluhur.

LEGENDA TENTANG JIE ZHITUI

Festival Hanshi diadakan untuk memperingati Jie Zitui, seorang pejabat setia yang hidup pada masa Dinasti Tang. Jie adalah seorang menteri yang setia kepada Chong Er. Pada masa perang saudara, pangeran Chong Er dan Jie Zitui melarikan diri dan berada di pengasingan selama 19 tahun. Menurut legenda Jie sangat setia sampai-sampai ia rela membuat kaldu dari daging yang berasal dari kakinya sendiri untuk memberi makan sang pangeran karena ketika itu mereka sangat kekurangan makanan. Ketika pangeran Chong Er akhirnya menjadi seorang raja, ia memberi penghargaan kepada orang-orang yang telah membantunya saat ia dalam kesulitan sayangnya sang raja lupa akan jasa Jie Zitui yang telah begitu setia kepadanya
Banyak orang yang menasehati agar Jie Zitui mengingatkan sang raja karena ia juga berhak mendapat penghargaan karena telah membantu raja saat berada dalam kesulitan. Jie Zitui tidak mengindahkan nasehat orang-orang dan pindah bersama ibunya untuk tinggal di daerah pegunungan. Ketika Chong Er menyadari apa yang telah dilakukannya ia pun malu dan segera mencari Jie di pegunungan tempat Jie Zitui tinggal. Kondisi pencarian sangat sulit dan tidak berbuah hasil, seseorang menasehati Chong Er untuk membakar hutan dengan maksud membuat Jie Zitui keluar dari daerah pegunungan agar mereka bisa bertemu. Setelah Chong Er membakar hutan Jie juga tak kunjung muncul. 

Saat api telah padam, Chong Er melihat sesuatu yang memilukan. Jie Zitui ditemukan tewas dalam keadaan sedang menggendong ibunya di punggungnya. Jasad mereka berada di bawah pohon willow dan terdapat sebuah surat yang ditulis dengan darah di dekat jasad mereka. Surat itu berbunyi “daging dan hati saya berikan untuk tuanku, dengan harapan tuanku akan selalu jujur dan tulus. Sebuah hantu yang tidak terlihat di bawah pohon willow akan lebih baik daripada seorang menteri yang setia di samping tuanku. Jika tuanku memiliki tempat dalam hatinya untuk saya, buatlah refleksi diri ketika mengingat saya."

Untuk memperingati kematian Jie Zitui, Chong Er menciptakan Festival Hanshi dan memerintahkan agar tidak ada api yang boleh dinyalakan bertepatan dengan hari ini. Setahun kemudian Chong Er kembali ke pohon willow tempat ia menemukan jasad Zhie Jitui dan ibunya untuk mengadakan upacara peringatan. Ia melihat pohon willow disana telah mekar kembali. Pohon itu dinamakannya “kecerahan yang murni”, pas dengan hari diadakannya festival dimana cuaca biasanya cerah pada awal bulan April.
Lama-kelamaan Festival Hanshi ini mulai digantikan dengan Festival Qing Ming yang mana pada festival ini orang-orang pergi ke makam sanak saudara atau leluhurnya untuk membersihkan dan merawat makam. 

TRADISI YANG DILAKUKAN
Tradisi yang dilakukan bertepatan dengan hari ini adalah bermain layang-layang dan membakar uang arwah yang dipercaya akan digunakan oleh arwah leluhur kita untuk membeli keperluannya di alam roh. Namun orang sekarang merasa akan lebih baik mempersembahkan tidak hanya dalam bentuk uang arwah saja namun juga tiruan benda-benda dibumi seperti rumah, mobil, handphone, baju yang terbuat dari kertas atau karton. 
Membersihkan makam, membakar dupa
dan memberikan persembahan beruipa makanan
Membakar uang arwah untuk leluhur

Benda-benda imitasi yang mirip dengan
benda yang ada di kehidupan manusia

Bermain layang-layang

SUMBER ARTIKEL:
http://www.discoverhongkong.com/eng/see-do/events-festivals/chinese-festivals/ching-ming-festival.jsp
http://chineseculture.about.com/od/chinesefestivals/a/Tomb-Sweeping-Day.htm
SUMBER GAMBAR:
Google

Wednesday, 21 May 2014

TRADITION (CHOPSTICKS AS EATING UTENSIL)

Jangan salah sangka para pembaca, jangan anda kira yang ingin saya ulas adalah senjata tradisional berupa pipa yang didalamnya dimasukkan jarum untuk berburu atau untuk perang pada jaman dulu, karena jika demikian maka anda salah BESAR.... yang ingin saya ulas kali ini adalah sumpit alat makan yang sudah populer di antara etnis Tionghoa.
"Sumpit" setiap orang pasti mengenal alat makan yang satu ini. Memang sumpit hanya berukuran kecil, namun ternyata banyak cerita dibaliknya. Menggunakan sumpit sebagai peralatan makan juga tidak sulit, memang masyarakat etnis Tionghoa sebagian besar sudah terbiasa menggunakan alat makan yang satu ini sejak ia masih kecil namun untuk orang yang belum bisa menggunakan sumpit juga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar menggunakan alat makan ini.

SEJAK KAPAN DIGUNAKAN

Sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu. Dalam tradisi etnis Tionghoa, makan bersama dianggap sebagai sarana mempererat tali persaudaraan dan kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga dan teman-teman, sehingga penggunaan alat makan yang tajam harus dihindari.
Pada abad ke-6 atau abad ke-8 Masehi, sumpit sudah merupakan alat makan yang umum bagi suku Uigur yang tinggal wilayah stepa Mongolia.

Raja Rama V
Di Thailand, sumpit hanya digunakan untuk makan mi dan sup setelah Raja Rama V memperkenalkan alat makan dari barat di abad ke-19.

CERITA JIANG ZI YA

Asal mula ditemukannya sumpit sendiri dipercaya berasal dari seorang kakek bernama Jiang Zi Ya yang hidup bersama istrinya dalam kemiskinan. Sang istri menaruh dendam kepada suaminya karena dia harus terseret dalam kehidupan sulit dan serba kekurangan. Singkat cerita, si istri kemudian berniat meracuni suaminya melalui makanan. Saat si kakek akan memakannya, seekor burung tiba-tiba mematuk tangannya dan menuntunnya ke hutan bamboo. Di hutan bamboo itulah si burung berbicara kepada si kakek, “Jangan pakai tanganmu untuk mengambil makanan. Gunakanlah tumbuhan ini.”
Setelah itu, si kakek kemudian mengambil makanan beracun dengan batang bamboo. Saat menyentuh makanan tersebut, batang bamboo itu mengeluarkan asap hijau. Sejak saat itulah Jing Zi Ya mengerti bahwa batang bamboo bisa menguji racun dan memanfaatkannya sebagai alat bantu makannya. Para tetangganya kemudian mengikuti contoh tersebut hingga kebiasaan ini terus turun temurun dari generasi ke generasi.

CARA MENGGUNAKAN SUMPIT

Cara Memegang dan Menggunakan Sumpit
Menggunakan sumpit sebenarnya tidak sulit, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah ujung sumpit yang digunakan untuk menjepit makanan harus rata, jangan tinggi sebelah karena akan mempersulit mengambil makanan.
Saat menggunakan sumpit, yang digerakkan adalah satu buah sumpit saja. Sumpit yang pertama di jepit diantara jari jempol dan jari telunjuk, sumpit yang ini tidak ikut digerakkan saat mengambil makanan. Sumpit yang kedua dipegang menggunakan jari jempol dan jari telunjuk dan tertahan oleh jari tengah.  Saat mengambil makanan cukup menggerakkan sumpit yang kedua saja untuk menjepit makanan.

JENIS SUMPIT

Ada beberapa jenis sumpit yang sering digunakan di sebagian besar negara di Asia Timur termasuk di Indonesia. Masing-masing sumpit biasanya memiliki ukuran atau terbuat dari bahan yang berbeda. 


Sumpit Kayu Berukuran Panjang

Sumpit masak 

biasanya berukuran lebih panjang dari sumpit umumnya, sekitar 30 atau 40 cm ( 12 atau 16 inci ) , yang digunakan untuk memasak , terutama untuk menggoreng makanan . Di Jepang mereka disebut ryoribashi bila digunakan untuk memasak dan saibashi bila digunakan untuk memindahkan makanan yang baru dimasak untuk disajikan.

Sumpit Dengan Lukisan Hewan

Sumpit hadiah

biasanya terbuat dari bahan khusus yang dianggap memiliki nilai yang tinggi misalnya batu giok, gading, porselin atau logam. Sumpit hadiah biasanya harganya mahal dan diberikan baik dari kaisar untuk pejabatnya atau untuk orang yang menikah. Memberikan sumpit sebagai hadiah saat pernikahan dipercaya agar pasangan yang baru menikah cepat mendapatkan anak. 

Sumpit Sekali Pakai

Sumpit sekali pakai

sumpit jenis ini mudah kita temui bila membeli mie atau makan di restoran. Ciri-ciri yang paling menonjol biasanya terbuat dari bambu atau kayu dan dibungkus dalam plastik. Sering berupa kayu atau bambu yang sebagian sudah dibelah menjadi dua dan sisanya tinggal dipatahkan saat hendak digunakan (menunjukkan bahwa mereka belum pernah digunakan sebelumnya). Dalam bahasa Jepang , yang dikenal sebagai waribashi.

TABU MENGGUNAKAN SUMPIT

Penggunaan sumpit telah menjadi bagian dari budaya makan di Tiongkok. Ada beberapa hal yang dianggap pantang atau kurang sopan bila dilakukan terutama saat makan bersama yaitu memukul sisi mangkuk atau piring, menunjuk seseorang menggunakan sumpit saat makan, mengisap ujung sumpit, menyodok makanan yang dihidangkan tanpa tahu ingin memakan yang mana, menancapkan sumpit pada mangkuk atau piring, dan menggunakan sumpit untuk menggeser piring atau mangkuk. 
Larangan atau hal-hal taboo saat menggunakan sumpit ternyata juga dipercaya oleh orang Jepang. Mereka memiliki larangan dan istilah sendiri dalam bahasa Jepang untuk hal-hal tersebut.

Taboo saat menggunakan sumpit
  1. Saguri-bashi menggunakan sumpit untuk mencari isi sup
  2. Mayoi-bashi memilih-milih makanan dengan sumpit tanpa tahu ingin memakan yang mana
  3. Sashi-bashi menusuk makanan dengan sumpit
  4. Neburi-bashi menjilat ujung sumpit
  5. Yoshe-bashi menggeser piring atau mangkuk dengan sumpit
  6. Hotoke-bashi menancapkan sumpit secara vertikal pada mangkuk berisi nasi
  7. Kaki-bashi mendorong makanan ke mulut dengan sumpit
  8. Nigiri-bashi memegang sumpit seperti menggenggam pisau
  9. Hashi-watashi mengoper makanan ke orang lain dari sumpit ke sumpit
  10. Namida-bashi mengebas saus atau kuah dari makanan sambil menjepit makanan itu dengan sumpit

SUMPIT DI BEBERAPA NEGARA 

Ujung Sumpit Tumpul

Tiongkok

memiliki panjang sekitar 25 cm (10 inci), tebal dengan bentuk penampang persegi atau bulat, memiliki ujung yang tidak terlalu runcing. Ujung yang tumpul lebih sering ada pada sumpit yang terbuat dari bahan plastik atau melamin sedangkan yang lebih lancip biasanya pada sumpit yang terbuat dari kayu atau bambu. Bahan pembuat sumpit ada bermacam-macam tapi biasanya melamin yang diberi ukiran

Ujung Sumpit Lebih Lancip

Jepang

berukuran lebih pendek panjang dan memiliki ujung yang lebih runcing. Sumpit Jepang secara tradisional terbuat dari kayu atau bambu dan dipernis. Sumpit orang jepang berukuran lebih pendek untuk yang digunakan wanita dan ukurang yang juga lebih kecil untuk yang digunakan anak-anak.

Sepasang Sumpit Besi Dengan Sendok Makan

Korea

memikiki panjang yang sedang, tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek. Bentuk sumpit lebih pipih dan terbuat dari logam. Sumpit tradisional mereka terbuat dari kuningan atau perak. Banyak sumpit logam Korea diberi hiasan di bagian genggaman. Orang-orang Korea menggunakan sumpit dan sendok secara bersamaan saat makan.

Vietnam

Berukuran panjang dan memiliki ujung yang tumpul, mirip dengan sumpit orang-orang di Tiongkok. Bahan dasar sumpit terbuat dari kayu yang dipernis atau terbuat dari bambu. 

GUNA SUMPIT DULU

Selain sebagai alat makan, di Tiongkok sumpit juga memiliki arti lain. Sumpit dapat menunjukkan status sosial seseorang. Orang-orang kaya pada zaman dulu memakai sumpit dari gading dan emas. Keluarga kerajaan menggunakan sumpit dari perak yang bisa mendeteksi racun pada makanan untuk mencegah pembunuhan.

GUNA SUMPIT SEKARANG

Saat ini, sumpit melayani banyak fungsi baru selain peralatan makan. Sebagai contoh, Anda dapat membeli sepasang sebagai hadiah kepada teman dan kerabat . Di Tiongkok, sumpit dikenal dengan sebuatan "Kuaizi" yang artinya segera memiliki anak, sehingga pasangan yang baru menikah akan sangat senang menerima sumpit sebagai hadiah pernikahan mereka. Pengrajin terampil melukis pemandangan yang indah pada sumpit untuk membuat karya seni yang bagus. Banyak orang gemar mengoleksi sumpit sebagai harta mereka.

Sumpit memang berukuran kecil tapi mereka dipuja oleh banyak orang di dunia. Sebuah eksperimen yang menarik menunjukkan bahwa banyak sendi dan otot yang bekerja saat kita sedang menggunakannya. Hal ini pasti dapat membuat kita lebih pintar, bukan?
Sumpit sangat dianjurkan oleh filsuf besar Tiongkok Confucius (551-479 SM). Makanan etnis Tionghoa akan terasa lebih lezat bila dimakan dengan sumpit. Restoran di Tiongkok juga menyajikan makanan dengan porsi yang lebih kecil, karena itu untuk lebih menikmati makanan digunakan sumpit agar waktu menikmati makanan terasa lebih panjang.

LITERATUR

http://www.words-chinese.com/2013/01/introduction-chinese-chopsticks.htm
http://asal-usul-sumpit.blogspot.com/2010/09/cerita-asal-usul-sumpit.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Chopsticks

GAMBAR

http://chopsticklove.com/tag/chopsticks-taboo/
Google

Sunday, 18 May 2014

TRADITION (CONNECTION BETWEEN NUMBER AND LUCK IN CHINESE LIVING)

Halo para pembaca, setelah vakum beberapa saat saya kembali lagi nih mau berbagi sedikit tentang salah satu kepercayaan masyarakat etnis Tionghoa yang menurut saya cukup unik. Kali ini saya mau mengulas tentang angka dan hubungannya dengan peruntungan. Memang bukan hal yang asing bagi sebagian teman-teman yang merupakan etnis Tionghoa tapi saya tetap mencoba menghadirkan informasi yang saya dapat sekaligus saya lengkapi dari yang sudah ada umumnya.
Nomor keberuntungan dan nomor sial dalam kepercayaan etnis Tionghoa lebih dihubungkan dengan kemiripan cara pengucapannya. Pada umumnya jika pengucapan suatu angka dalam bahasa mandarin memiliki cara pengucapan kata lain dalam bahasa mandarin yang memiliki arti positif maka etnis Tionghoa percaya bahwa itu adalah nomor yang membawa keberuntungan, sebaliknya dengan angka yang dipercaya membawa nasib kurang baik.
 

ANGKA 2

Angka 2 bagi etnis Tionghoa dianggap membawa keberuntungan karena “semua hal yang baik datang berpasangan”. Contoh dari hal-hal yang berpasangan ini sudah banyak sekali dan dapat kita lihat di sekitar kita. 

ANGKA 6

Liù enam dan Liú mengalir
Angka 6 "enam" diucapkan "liu" dalam bahasa Mandarin, yang terdengar mirip dengan pengucapan untuk kata Mandarin yang berarti "mengalir" , oleh karena itu nomor 6 juga dianggap membawa keberuntungan terutama bila muncul lebih dari satu angka 6. Nilai dari sesuatu yang mengandung angka 6 sangat berharga, banyak orang yang rela membayar mahal (terutama orang percaya pada keberuntungan angka) hanya sekedar untuk nomor telepon, nomor plat kendaraan, nomor rumah dan sebagainya. Pernah ada dealer sepeda motor di Zengcheng di Provinsi Guangdong membayar sebesar RMB 272,000 (USD $ 34.000) untuk plat sepeda motor yang bernomor AW6666.

 

ANGKA 8

Bā delapan dan kemakmuran
Angka 8 juga termasuk dalam jejeran angka yang dipercaya dapat membawa keberuntungan. Banyak mitos yang dihubungkan dengan angka 8 ini ada kemungkinan karena memiliki simetri yang unik, dan mungkin karena 8 jika diletakkan pada sisinya, menyerupai simbol Yunani untuk tak terhingga. Selain itu, dalam bahasa Mandarin, pengucapan angka "delapan" mirip dengan pengucapan untuk kata yang memiliki arti "kemakmuran, kekayaan", sedangkan dalam bahasa Kanton itu mirip dengan pengucapan untuk kata yang memiliki arti “keberuntungan".
Untuk memberikan gambaran tentang seberapa berharganya angka 8 , nomor telepon 8888-8888 dijual dengan harga yang hampir setara USD $ 270,723 di Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan Cina. Bahkan pemerintah Cina terjebak dalam euforia atas nomor 8 tahun Olimpiade ini, 2008. Upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas di Beijing dimulai pada delapan Agustus (08/08/08), tepat pukul 8 malam, menit ke-8 dan detik ke-8 waktu setempat Beijing.

 

ANGKA 9

Jiǔ sembilan dan Chíjiǔ panjang umur
Meskipun angka genap umumnya dianggap lebih membawa keberuntungan dibanding angka ganjil, ternyata angka 9 yang merupakan angka ganjil dianggap sebagai angka yang membawa keberuntungan. Hal ini sebagian karena fakta bahwa angka 9 secara tradisional dikaitkan dengan kaisar (yaitu jumlah kamar di Kota Terlarang) dan sebagian karena dalam bahasa Mandarin pengucapan untuk angka "sembilan" mirip dengan pengucapan untuk kata "panjang umur".

 

ANGKA 4 dan 13

Sì empat dan Sǐ mati
Di Cina, Korea, Jepang, dan Vietnam angka 4 memiliki pengucapan yang mirip dengan kata "kematian". Akibatnya, ponsel nokia di China tidak memiliki seri dimulai dengan angka 4, dan perangkat elektronik yang sama, dari PDA untuk kamera digital, kurang seri yang baik ditunjuk "4" atau dimulai dengan "4", dan beberapa tinggi bangunan bertingkat tidak memiliki lantai empat. Selain angka 4, angka 13 juga dipercaya merupakan angka sial. Hal ini dapat kita lihat langsung terutama saat berkunjung ke hotel atau gedung yang memiliki banyak tingkat, seringkali tidak terdapat lantai 4 dan 13.

Sumber Artikel:
http://www.chinatravel.com/facts/chinese-lucky-numbers.htm 

Sumber Gambar:
Google