Pages

Saturday, 10 May 2014

TRADITION (DONG ZHI, DAY OF THE WINTER SOLSTICE)



Dalam tradisi Etnis Tionghoa ada istilah Dong Zhi yang mana Dong memiliki arti “musim dingin” dan Zhi yang memiliki arti “kedatangan”. Dong Zhi dapat diartikan sebagai hari dimana dimulainya musim dingin. Dalam masyarakat tradisional Etnis Tionghoa, saat kedatangan musim dingin berarti petani akan meletakkan alat-alat kerja mereka dan merayakan panen dengan pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga mereka. Sebuah perjamuan makan akan diadakan bertepatan dengan hari tersebut.

TRADISI
Sampai saat ini, Dong Zhi masih menjadi hari libur untuk memperingati budaya yang penting bagi Etnis Tionghoa. Meskipun kebanyakan orang tidak mendapatkan hari libur kerja, minimal semua orang mencoba untuk berkumpul bersama keluarga mereka untuk makan Tang Yuan (lebih dikenal sebagai ronde oleh Etnis Tionghoa Di Indonesia) pada hari tersebut.
Dongzhi adalah dimana hari dengan siang terpendek dan malam terpanjang di bumi bagian utara. Setiap tanggal 21 atau 22 Desember. Ada banyak versi awal mula festival musim dingin,namun yang dikenal adalah:

LEGENDA
Pembangunan Istana Raja
Pada zaman dahulu di negeri Cina, ada Seorang Kaisar yang hendak membangun istana. Dia memanggil semua tukang di seluruh negeri untuk mewujudkan keinginannya. Ada tukang kayu, tukang batu, tukang cat, tukang meja kursi, tukang emas dan tukang-tukang lainnya yang masing-masing terbaik dibidangnya.
Kaisar akan menobatkan mereka dengan gelar Da Shi Fu (Guru Handal) atau ahli, jika mereka bisa membuatkan istana yang bagus untuknya. Berita ini sampai juga terdengar di telinga tukang masak, dia juga merasa bahwa memasak adalah sebuah keahlian, kemudian dia menghadap Kaisar dan mendaftarkan diri. Namun semua tukang tidak memandang memasak sebagai keahlian, mereka menganggap bahwa memasak itu hal mudah dan tidak layak untuk diberikan gelar.
Saat pekerjaan dimulai kebetulan bertepatan dengan musim dingin. Lelah bekerja ditambah lagi udara yang dingin membuat tukang yang bekerja menjadi lapar, mereka meninggalkan kerjaan sejenak dan menuju tempat makan. Tapi tidak tersedia satupun makanan diatas meja hidangan. Terpaksa para tukang melanjutkan kerjaan dengan perut lapar dan kedinginan. Banyak yang akhirnya berhenti bekerja, dan pembangunan istana menjadi terhenti.
Raja kembali memanggil tukang masak, untuk minta membuatkan makanan bagi para tukang, dan dia berjanji akan memberikan penghargaan Maha Guru Tukang setelah istana selesai dibangun. Saat itu didapur hanya ada beras ketan dan sejumlah bumbu masak. Maka dengan keterampilan si tukang masak, beras ketan itu ditumbuk menjadi tepung ketan, dan diolahnya menjadi bola-bola kecil ada yang putih dan sebagian lagi berwarna merah, dan kemudian direbus dan dihidangkan dengan kuah yang manis dan diberi jahe. Sup bola-bola kecil yang hangat itu terlihat sangat bagus karena perpaduan warna merah dan putih. Kuah yang manis dan hangat membuat para tukang mempunyai tenaga untuk tetap bekerja di musim dingin.
Dan dalam sekejab, istana Raja yang indah selesai dibangun sebelum perayaan musim Semi. Sejak saat itu masyarakat Tiongkok setiap musim dingin, mulai memasak sup bola-bola kecil yang biasa disebut dengan Tang Yuan atau Onde-onde (dari tepung ketan dengan/tanpa isi di dalamnya yang dimakan/disajikan dengan kuah) untuk mengingat jasa tukang masak yang telah membantu pembangunan istana Raja.

Solstice (Titik Balik Matahari)
Menurut catatan sejarah, festival ini mulai dirayakan masyarakat Tiongkok sejak masa Dinasti Han. Dasar dari perayaan ini adalah merayakan datangnya keseimbangan kosmos dan alam semesta.
Pada tanggal 21 atau 22 Desember, terjadi peristiwa yang dikenal dengan sebutan Titik Balik Matahari Matahari berada pada posisi paling selatan (23,5° LS). Pada saat itu, sinar matahari merupakan yang paling lemah dan siang sangat pendek. Bagi sobat, yang tinggal di Indonesia daerah tropis, peristiwa titik balik matahari ini tidak kerasa bedanya, namun bagi sobat yang tinggal di belahan bumi lain, titik balik ini sangat terasa.
Pada zaman dahulu, tradisi perayaan ini dimulai dengan adat pemujaan kepada dewata dan leluhur, untuk bersyukur. Setelah upacara syukuran selesai, orang-orang akan berkumpul bersama keluarga, teman, saudara untuk sama-sama menikmati Sup Onde yang hangat dan manis. Sebagai suatu simbol dari kekeluargaan dan kebersamaan.

No comments:

Post a Comment